Motivasi adalah satu proses yang
meghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk
mencapai tujuan. Intensitas adalah seberapa kerasnya seseorang berusaha, namun
intensitas yang tinggi saja tidak akan membawa ke hasil yang diinginkan kecuali
disertai dengan upaya/arah. Sedangkan ketekunan adalah ukuran seberapa lama
seseorang dapat mempertahankan usahanya.
1.
Hubungan
Antara Motivasi dan Perilaku
Hubungan antara motivasi dan
perilaku dapat terwujud dalam enam variasi berikut (Sutarto, 1984; 275):
1.
Sebuah perilaku dapat hanya
dilandasi oleh sebuah motivasi
2.
Sebuah perilaku dapat pula dilandasi
oleh bebrapa motivasi
3.
Perilaku yang sama dapat dilandasi
oleh motivasi yang sama
4.
Perilaku yang sama dapat dilandasi
oleh motivasi yang berbeda
5.
Perilaku yang berbeda dapat
dilandasi oleh motivasi yang sama
6.
Perilaku yang berbeda dapat
dilandasi oleh motivasi yang berbeda
·
Teori Hirarki Kebutuhan : Abraham
Maslow menghipotesiskan adanya lima jenjang kebutuhan dalam diri semua manusia,
yaitu dimulai dari kebutuhan psikologis, keamanan, social, penghargaan, dan
yang paling tinggi, aktualisasi diri. Teori ini mengatakan bahwa setelah tiap
teori dibawahnya terpuaskan, maka masing-masing teori diatasnya akan menjadi
kebutuhan dominan. Sementara motivasi untuk kebutuhan yang telah cukup
terpuaskan tidak ada lagi.
·
Teori X dan Teori Y : dikemukakan
oleh Douglas McGregor, dimana Teori X mengandaikan bahwa karyawan tidak
menyukai kerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab, dan harus dipaksa agar
berprestasi. Sementara Teori Y mengandaikan bahwa karyawan menyukai kerja,
kreatif, berusaha bertanggung jawab, dan dapat menjalankan pengarahan diri.
·
Teori Dua Faktor : dikemukakan oleh
Frederick Herzberg, dimana ada faktor-faktor intrinsik yang berhubungan dengan
kepuasan kerja (prestasi, pengakuan kerja, tanggung jawab, kemajuan,
pertumbuhan) dan faktor-faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan ketidakpuasan
kerja (kebijakan dan pimpinan perusahaan, penyeliaan, hubungan antarpribadi,
dan kondisi kerja). Disebutkan bahwa ada faktor hygiene seperti kebijakan dan
administrasi perusahaan, penyeliaan, dan gaji yang, bila memadai dalam
pekerjaan, menentramkan pekerja. Bila tidak memadai, maka orang-orang akan
tidak terpuaskan.
Sementara itu, ada beberapa teori
kontemporer tentang motivasi yang masing-masing memiliki derajat dokumentasi
pendukung sahih yang wajar. Teori-teori ini mewakili keadaan terakhir dewasa
ini dalam menjelaskan motivasi karyawan.
·
Teori
kebutuhan McClelland : dikemukakan oleh david
McClelland dan kawan-kawannya, , teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu
:
1.
Kebutuhan pencapaian : Dorongan
untuk melebihi mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil
2.
Kebutuhan kekuatan : Kebutuhan untuk
membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan
berperilaku sebaliknya
3.
Kebutuhan hubungan : Keinginan untuk
menjalin suatu hubungan antar personal yang ramah dan akrab
Untuk mengetahui kebutuhan mana yang
dominan pada diri individu, beberapa metode seperti kuisioner, tes proyektif
dengan gambar dapat efektif. Perlu diperhatikan bahwa kebutuhan untuk
berprestasi tinggi tidak selalu berarti dapat menjadi manager yang baik,
terutama dalam organisasi-organisasi besar. Sementara kebutuhan akan afiliasi
erat dikaitkan dengan sukses manajerial. Manager terbaik tinggi dalam kenutuhan
kekuasaan dan rendah dalam kebutuhan afiliasinya.
·
Teori
evaluasi kognitif : Teori yang menyatakan bahwa
pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya
memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara
keseluruhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar