perilaku
dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Perilaku tertutup
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka
Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).
Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
1.
Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut
menyadari atau mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2.
Interest (tertarik), yaitu orang mulai
tertarik kepada stimulus.
3.
Evaluation (menimbang baik dan tidaknya
stimulus bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4.
Trial, orang telah mulai mencoba
perilaku baru
5.
Adoption, subjek telah berperilaku
baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (Notoatmodjo: 2003).
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (Notoatmodjo: 2003).
Proses pembentukan perilaku
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain :
1.
Persepsi. Persepsi adalah sebagai
pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
dan sebagainya.
2.
Motivasi. Motivasi
diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau tujuan
tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk
perilaku
3.
Emosi. Perilaku
juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi
berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan jasmani merupakan
hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek yang
berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum
perkembangan, oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan
perilaku bawaan.
4.
Belajar. Belajar
diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-praktek
dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa belajar adalah
suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu.
Aspek-aspek kepribadian
Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan
tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
1. Karakter;
yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam
memegang pendirian atau pendapat.
2. Temperamen;
yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap
rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap;
sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen
4. Stabilitas
emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari
lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
5. Responsibilitas
(tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan
yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau
melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas;
yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti :
sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain.
Aspek emosi
Terdapat aspek emosi yang fundamental yang harus
dipertimbangkan, diantaranya:
1. 1. Biologi emosi
Semua emosi berasal dari
sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar
sebuah kacang walnut dan terletak di batang otak Orang-orang cenderung merasa bahagia
ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama. Sistem limbik yang lebih aktif
terdapat pada orang-orang yang depresi,
khususnya ketika mereka memperoleh informasi negatif.
2.
Intensitas
Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang sama. Dalam sejumlah kasus, kepribadianmenjadi
penyebab perbedaan tersebut.emosi Pada saat lain, perbedaan tersebut timbul
sebagai hasil dari persyaratan-persyaratan pekerjaan.
3. 3. Frekuesi dan durasi
Suksesnya pemenuhan tuntutan
emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya
bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya tetapi
juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya.
4. Rasionalitas dan emosi
Emosi adalah penting terhadap
pemikiran rasional karena emosi memberikan informasi penting mengenai pemahaman terhadap
dunia sekitar. Dalam suatu organisasi,
kunci pengambilan keputusan yang baik adalah menerapkan pemikiran dan perasaan dalam suatu keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar